Pengertian Batik
Lilin malam sedang dibubuhkan pada kain mori.
Batik adalah kain yang dilukis menggunakan canting dan cairan lilin malam sehingga membentuk lukisan-lukisan bernilai seni tinggi diatas kain mori. Batik berasal dari kata amba dan tik yang merupakan bahasa jawa, yang artinya adalah menulis titik. Kalau jaman dulu disebutnya ambatik.
Dari sini bisa dimengertilah ya, kalau yang dimaksud itu adalah batik tulis yang dilukis dengan canting. Tapi sebenarnya batik dibuat dengan bermacam-macam metode, tidak hanya dengan canting saja. Tapi itu kita bahasnya nanti, sekarang kita kembali ke pengertian batik.
Ambatik mengacu kepada teknik melukis titik-titik yang serba rumit. Jadi ngga heran kan kalau anda sering melihat batik dengan motif-motif rumit? Walaupun banyak juga batik dengan motif-motif yang lebih simple, bahkan modern.
Ada juga definisi lain yang bilang kalau sebenarnya kata batik itu asalnya dari kata titik, yang lalu ditambahkan kata mba sehingga menjadi mbatik. Sehingga batik itu diartikan sebagai seni membuat titik, atau menitik. Dengan kata lain, batik itu adalah sebuah metode pembuatan kain.
Mengapa titik? Alat yang digunakan untuk membuat motif batik adalah canting. Garis dan motif yang dihasilkan oleh canting selalu terdiri dari sebuah titik.
Batik berdasarkan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), batik merujuk kepada sebuah kata benda. Yang dimaksud disini adalah kain batik atau baju batik yang sudah selesai dilukis.
Walaupun yang dimaksud secara definisi adalah batik tulis yang menggunakan canting, namun metode pembuatan batik sendiri ada beberapa, seperti cap, cetak, dan printing. Ada juga batik yang dibuat pakai kuas Bung, namanya batik lukis, tapi cukup jarang ditemukan. Semua akan kita bahas lebih lanjut nanti pada bagian kedua.
Bila kita telusuri secara makna, batik itu adalah sebuah teknik untuk mempertahankan warna diatas kain dengan menggunakan malam atau lilin.
Disinilah pengertian hampir semua orang salah.
“Batik bukanlah kain yang berlukiskan motif kultural (E.g. motif Sidoluhur, motif Megamendung, dkk.) saja. Batik tidak ada hubungannya dengan bentuk motif. Ditarik dari arti kata batik pada KBBI dan pengertian asal kata batik (amba titik) maka batik adalah kain yang berlukiskan motif, yang dilukiskan dengan cara menahan warna dengan lilin malam. Sehingga apabila motif pada kain tersebut tidak berbentuk kultural sekalipun, namun lebih ke arah modern (E.g. kotak-kotak, garis-garis, otomotif, polkadot dkk.), maka kain tersebut tetap disebut sebagai batik.”
Lilin malam yang digunakan untuk mencanting batik.
Teknik membatik adalah teknik kuno yang sudah digunakan selama ribuan tahun, dan sering dijumpai di banyak peradaban di dunia seperti di Cina dan di Mesir.
Asal Muasal Batik
Sebenarnya tidak ada sejarah yang pasti mengenai batik. Namun keindahan batik ini kabarnya sudah ditorehkan sejak 2000 tahun silam di Timur Tengah, Asia Tengah, dan India.
Di peradaban mesir kuno, teknik membatik digunakan untuk membungkus mumi dengan kain linen. Kain linen ini dilapisi cairan lilin, kemudian digores dengan benda tajam semacam jarum atau pisau untuk menorehkan motifnya.
Mumi yang telah diberi corak dengan teknik membatik.
Kemudian kain dicelup ke berbagai cairan pewarna seperti darah atau abu. Selanjutnya, setelah warna tersebut meresap maka kain linen ini direbus untuk melunturkan lilinnya. Sehingga bagian yang tidak terlapisi oleh lilin akan berwarna sesuai pewarnaan, sedangkan bagian yang terlapisi lilin akan berwarna dasar kain.
Pada Jaman Dinasti Tang (tahun 618-690) di Cina, teknik seperti ini juga sudah dijumpai. Bahkan pada jaman Dinasti Sui (tahun 581-618) teknik ini sudah dipraktekan lho. Karena Cina adalah bangsa pedagang yang berkeliling dunia, teknik ini kemudian menyebar ke banyak benua seperti Asia, Amerika, Afrika, bahkan sampai ke Eropa.
Medium yang digunakan untuk menahan warna berbeda-beda pada setiap negara. Ada yang menggunakan bubur kanji, bahkan ada yang menggunakan bubur nasi yang dikeringkan. Ternyata tidak semuanya menggunakan lilin. Ada dugaan bahwa asal muasal teknik membatik ini datang dari bangsa Sumeria (Sekarang Irak Selatan).
Batik dari Timur Tengah.
Nah, lalu para pedagang yang berasal dari India-lah yang membawa teknik ini ke Indonesia. Pada abad ke-6, teknik ini dibawa ke pulau Jawa. Teknik ini kemudian mulai tersebar luas dan dikembangkan oleh masyarakat Jawa.
Berdasarkan Rens Heringa, pada bukunya Fabric of Enchantment: Batik from the North Coast of Java (1996), batik pertama kali ada di Indonesia sekitar tahun 700an. Diperkenalkan oleh orang India, pada saat Raja Lembu Amiluhur (Jayanegara), yang merupakan raja kerajaan Janggala menikahkan putranya dengan seorang putri India.
Dalam bagian lain buku itu, disebutkan kalau batik dalam bentuk yang lebih primitif justru sudah dimiliki oleh orang Toraja (Tana Toraja, Sulawesi Selatan) bahkan sebelum ada di tanah Jawa.
Pada abad ke-12, ditemukanlah teknik membatik dengan canting, dimana lilin ditorehkan menggunakan alat ini. Pada saat inilah istilah membatik (ambatik) lahir kedunia.
Hanya di Indonesia, terutama di pulau Jawa yang pada waktu itu menggunakan canting untuk menorehkan lilin ke permukaan kain mori. Nah, canting inilah yang membuat batik Indonesia sangat mendetail dan kaya motif dibandingan batik di belahan dunia lain.
Makna Batik
Kalau orang bilang batik merupakan seni tanpa makna, itu salah. Sebenarnya batik adalah sebuah kesenian yang penuh dengan makna. Batik bukan hanya sekedar corak yang digambar oleh seniman batik.
Sebelum jaman kemerdekaan, banyak daerah-daerah pusat perbatikan yang menjadikan batik sebagai alat perjuangan ekonomi. Dalam melawan perekonomian Belanda. Sehingga disini batik mempunyai makna yang sangat dalam.
Batik disetiap daerah memiliki motif yang bervariasi, dan tentunya makna yang berbeda-beda. Menurut Kuswadji K. (1914 – 1986) seorang pelopor seni batik berpendapat bahwa batik itu tidak cuma sekedar gambar atau ilustrasi saja.
Ia mengatakan bahwa setiap batik itu memiliki makna. Makna tersebut bisa sudah cukup dikenal, seperti batik Kawung yang maknanya adalah penggambaran bahwa itikad yang bersih itu merupakan sebuah ketetapan hati yang tidak perlu diketahui oleh orang lain.
Atau makna tersebut bisa tersirat, seperti sebuah pesan yang tersembunyi dalam gambar. Karena motif – motif batik tersebut tidak lepas dari pandangan hidup pembuatnya, dan pemberian namanya pun berkaitan dengan suatu harapan.
Adapun motif – motif batik yang dibuat karena campur tangan sejarah. Seperti batik Hokokai yang dipengaruhi oleh penjajah jepang di Indonesia. Sehingga motif tersebut menyimpan sebuah cerita.
Nanti saya akan menunjukkan sekaligus menceritakan pada anda makna dari beberapa batik yang sudah cukup terkenal. Sekarang mari lanjut dulu ke bab cara membuat batik.
Cara Membuat Batik
Kain Mori yang menjadi bahan dasar batik.
1.Pengkhetelan
Batik itu dibuat diatas sebuah kain, namanya kain Mori. Kain Mori adalah kain tenun berwarna putih yang biasa digunakan sebagai kain untuk membatik. Kain Mori ini yang bagus dibuat dengan bahan katun, tapi ada juga yang polyester, sutra, dan rayon.
Nah proses Pengkhetelan adalah proses dimana kain Mori ini direbus dengan berbagai macam tumbuhan selama berhari-hari. Hasilnya lalu dikeringkan dan dinamakan kain Primisima. Kain Primisima adalah kain batik dengan kualitas nomor satu. Selain kain ini, ada juga kain Prima kualitasnya sedikit dibawahnya.
Menyorek batik dari awal.
2. Menyorek
Ketika membuat batik, tentunya seorang pembatik harus memikirkan gambar apa yang harus ia lukis diatas kain mori. Setelah sudah dapat ide, lalu sang pembatik akan mulai menggambar motifnya diatas kertas atau langsung diatas kain.
Intinya sih menuangkan inspirasinya kedalam bentuk gambar. Nah kalau gambarnya dikertas dulu biasanya digambar pakai pulpen, tapi kalo langsung dikain biasanya digambar pakai pensil biar bisa dihapus. Gambarnya tidak diarsir atau diisi penuh. Biasanya gambar itu hanya dibuat garis tepinya saja. Garis tepi inilah nanti yang akan ditutup lilin dengan cara dicanting.
Ini adalah proses mencanting batik.
3. Nyanting / Nglowong
Banyak yang masih bingung, nyanting tuh gimana sih? Untuk apa? Jadi gini, tadikan dalam proses menyorek, gambarnya udah digambar dikertas, terus diulang lagi dikain mori. Atau ya langsung diatas kain mori tanpa gambar dikertas dulu.
Nah setelah motifnya udah digambar diatas kain, malam atau biasa dikenal dengan lilin, dibubuhkan persis pada gambar tadi.
Gunanya apa dicanting? Ini berhubungan sama proses selanjutnya. Yaitu proses pewarnaan kain.
Karena kain putih ini akan diberikan warna dasar (misalnya hitam), maka bagian-bagian gambar motif yang tidak ingin diwarnai hitam harus dilapisi. Biar mereka tetap putih saat lilin nya dilepas. Agar bagian yang dilapisi lilin bisa diwarnai dengan warna lain nanti.
Proses nyanting ini berlangsung dua kali pada umumnya. Bagian depan yang pertama, lalu bagian belakang kain juga ikut dicanting. Ini dilakukan agar motif yang sudah digambar pensil pada bagian depan, tidak ikut diwarnai warna dasar pada bagian belakang. Karena bisa tembus.
Batik sedang ditembok, agar bagian yang ditembok bisa diwarnai dengan warna lain.
4. Nembok
Begitu juga dengan bagian-bagian lain yang tidak digambar dengan pensil, tapi ingin diberi warna lain. Bagian ini harus ditembok dengan malam. Biar bagian tersebut tidak berwarna sama dengan warna dasar.
Proses ini dilakukan sehingga nanti bagian batik yang ditembok bisa diwarnai dengan warna lain. Biasanya canting yang digunakan untuk nembok adalah canting dengan lubang yang lebih besar, sehingga pengerjaan menembok ini bisa lebih cepat selesai.
Batik yang dicelup kedalam pewarna batik.
5. Nyelup / Medel
Ini adalah proses pewarnaan kain batik. Yang dimaksud mewarnai disini adalah memberikan warna dasar kepada kain. Setiap daerah memiliki proses pencelupan sendiri-sendiri. Bahkan setiap pembatik di suatu daerah yang sama bisa memiliki proses pencelupan yang berbeda.
Disini akan saya bahas cara pencelupan yang umum digunakan. Tadikan semua bagian kain yang tidak ingin diwarnai sama dengan warna dasar, sudah dicanting dan ditembok. Nah, sekarang adalah tahap pewarnaan warna dasar kain.
Kain mori ini akan dicelupkan ke sebuah wadah besar yang berisi pewarna (misal warna hitam). Pencelupan ini akan dilakukan berulang-ulang sampai warna hitam yang diinginkan sesuai dengan keinginan si pembatik.
Biasanya warnanya dimulai dengan warna muda, kalau hitam mungkin dari warna biru atau abu-abu terlebih dahulu. Untuk menghindari hitamnya terlalu tua. Setelah dicelup berkali-kali, maka warna hitam akan diperoleh.
Kalau sejak awal menggunakan warna hitam, takutnya hitamnya terlalu gelap padahal yang diperlukan adalah hitam yang lebih terang.
Setelah pencelupan ini selesai, berarti warna dasar kain yang diinginkan sudah diperoleh. Maka langkah selanjutnya adalah mengeringkan kain dengan cara dijemur dengan diangin-anginkan saja
Batiknya direbus biar lilin malam luruh.
6. Ngerok / Nglorod
Proses meluruhkan lilin malam dari kain Mori. Bagian yang akan diwarnai beda dengan warna dasar (hitam), sekarangkan mau diwarnai. Misalnya motifnya mau diwarnai warna merah. Maka sebelum diwarnai ada yang harus dilakukan terlebih dahulu, yaitu proses nglorod atau ngerok.
Lilin yang tadi dibubuhkan diatas motif sekarang dikerok dengan alat kerok, atau diluruhkan dengan cara direbus. Proses ini disebut nglorod. Intinya prosesnya dibalik, gantian yang satu ditutup yang satu dibuka untuk diwarnai. Caranya tinggal merebus batik di air mendidih.
Lorod Bagian Kedua
7. Nembok Bagian Kedua
Nah sebelum proses selanjutnya (nyelup kedua) dilakukan, bagian batik dengan warna dasar harus ditembok agar tidak berubah warnanya.
Nyelup warna kedua, sehingga setelah proses ini selesai sudah ada dua warna pada batik.
8. Nyelup / Medel Bagian Kedua
Kalau sudah selesai ngerok dan nembok, kemudian kembali lagi nyelup. Tapi sekarang dengan warna merah. Hingga motifnya berwarna merah sesuai keinginan.
Cara lain yang bisa digunakan adalah nyolet. Nyolet ini berarti untuk mewarnai motif dengan warna merah, tidak perlu dilakukan pencelupan kedua. Cukup dengan membentangkan kain lalu mewarnai motif menggunakan kuas. Banyak batik cetak yang setelah dicetak, lalu dicolet. Biar menyerupai batik tulis.
Notes: Anggap saja ada warna A, B, C, D yang ingin diwarnai pada kain. Maka saat pencelupan warna A, warna-warna lain seperti B, C, D harus ditembok atau dicanting (tergantung dia motif atau warna dasar kedua). Setelah itu saat pencelupan warna B, maka warna A, C, D harus ditembok atau dicanting. Begitu seterusnya sampai semua warna sudah masuk pada kain.
Setelah nyelup, kembali lagi nglorod agar lilin luluh.
9. Ngerok / Nglorod Kedua
Setelah semua warna yang diinginkan sudah terlukis pada kain, maka proses selanjutnya adalah nglorod lagi. Proses ini dilakukan untuk menghilangkan semua malam atau lilin yang tersisa pada kain. Caranya adalah dengan merebus kain di dalam air mendidih.
Setelah proses nglorod ini selesai, maka selanjutnya kain harus dijemur sampai kering. Batik buatan andapun siap dijahit, atau langsung digunakan. Namun anda harus ingat, pada contoh ini proses pewarnaan hanya dua kali, pada aslinya, bisa 3, 4 sampai 5 kali tergantung berapa banyak warna yang ada pada batik itu.
Itulah tadi cara-cara pembuatan batik, sekarang pengertian batik anda sudah jauh lebih tinggi. Anda sudah tau asal muasal batik, sejarah singkatnya dan cara pembuatan batik tulis. Nah, sekarang mari kita lanjut ke bab selanjutnya tentang jenis-jenis batik.
Setelah proses nglorod ini selesai, maka selanjutnya kain harus dijemur sampai kering. Batik buatan andapun siap dijahit, atau langsung digunakan. Namun anda harus ingat, pada contoh ini proses pewarnaan hanya dua kali, pada aslinya, bisa 3, 4 sampai 5 kali tergantung berapa banyak warna yang ada pada batik itu.